Menurut mbah wikipedia, Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta bisa di alami semua makhluk.Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta maknaan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah di alami daripada di jelaskan. Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya.
Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatan
ya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.
Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
- Perasaan
- Pengenalan
- Tanggung jawab
- Perhatian
- Saling menghormati
John Allan Lee mengidentifikasi adanya 6 jenis cinta, yakni:
1. 3 (tiga) jenis CINTA Primer (eros, ludus, dan storge)
2. 3 (tiga) jenis CINTA Sekunder (mania, pragma, dan agape).
Tipe CINTA Primer merupakan tipe cinta utama yang paling jelas membedakan adanya perbedaan tipe dalam cinta.
Tipe CINTA Sekunder merupakan perpaduan antara tipe-tipe cinta primer.
Tipe CINTA Mania perpaduan antara tipe cinta eros dan tipe cinta ludus.
Tipe CINTA Pragma adalah tipe cinta sebagai hasil perpaduan tipe cinta ludus dan storge.
Tipe CINTA Agape adalah perpaduan tipe cinta eros dan tipe cinta storge.
Tipe CINTA Eros
1. Daya tarik fisik dan emosional yang kuat, komitmen terhadap yang dicintai.
2. Penuh gairah akan cintanya
3. Cinta pada orang yang diidealkan
4. Cinta pada pandangan pertama, berdasarkan daya tarik fisik dan keterbangkitan fisik.
Tipe CINTA Ludus
1. Cinta dianggap sebagai suatu permainan (Game-Playing Love)
2. Tidak ada komitmen terhadap cinta dan pasangan
3. Tidak pernah ada kecemburuan yang sesungguhnya.
4. Tanpa adanya komitmen dan kecemburuan, maka cinta terbebas dari kecemasan dan selalu menyenangkan. Bagi mereka hal inilah yang dinilai sebagai cinta yang sesungguhnya.
5. Dapat mencintai lebih dari satu orang pada saat bersamaan
6. Dapat dengan mudah mencintai seseorang lalu beralih ke yang lainnya.
Tipe CINTA Storge
1. Perasaan yang ada kurang berkobar-kobar tetapi mengandung afeksi yang dalam.
2. Komitmen kuat terhadap hubungan yang telah dibuat
3. Lebih sebagai hubungan persahabatan yang membutuhkan kepercayaan satu sama lain sepanjang waktu untuk membangunnya.
Tipe CINTA Mania
1. Kombinasi Eros dan Ludus
2. Cinta yang obsesif, sangat intens, penuh kecemasan, dan posesif.
3. Yang dicintai dipikirkan terus menerus
4. Ada kebutuhan yang sangat besar untuk dicintai
5. Ada kebutuhan untuk menjamin cinta akan terus bertahan sampai kapanpun
Tipe CINTA Pragma
1. Kombinasi Ludus dan Storge.
2. Cinta dipandang sebagai sesuatu yang realistik dan praktis.
3 Dalam menemukan yang dicintai dilihat kesamaan demografi dan kualitas kepribadian yang dibutuhkan untuk kecocokan dan lebih dari itu untuk keberlanjutan hubungan.
Tipe CINTA Agape
1. Kombinasi Eros dan Storge.
2. Penuh perhatian pada yang dicintai tanpa adanya kepentingan pribadi.
3. Cinta dilihat sebagai sesuatu yang intens dan penuh persahabatan.
4. Mereka menambahkan kualitas cinta dengan keinginan saling menolong (altruisme), dimana kebutuhan yang dicintai didahulukan daripada kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Lebih lanjut mengenai Cinta Eros/Erotis
Ada banyak jenis cinta didunia ini, tetapi cinta yang paling sering dibicarakan adalah cinta antara dua individu yang berbeda jenis kelamin atau cinta erotis. Cinta erotis bersifat eksklusif karena hanya melibatkan dua pribadi saja. Cinta erotis yang bersifat eksklusif sering disalahartikan sebagai suatu bentuk kepemilikan dimana suatu pribadi menjadi milik pribadi lainnya. Problem kepemilikan ini membuat individu tidak lagi menunjukkan adanya suatu kesatuan serta integritas dengan keunikan individualitas masing masing pribadi. Pada dasarnya cinta erotis sama seperti cinta-cinta yang lainnya dalam hal penyatuan dan integrasi individu yang berbeda, tetapi cinta erotis mempunyai ciri-ciri tertentu yang membuatnya berbeda dengan jenis cinta yang lain, yaitu :
1. Passionate Love (PL)
Cinta ini berhubungan dengan masalah biologis, atau dengan kata lain PL adalah hasrat, gairah, libido, atau nafsu. PL timbul karena adanya daya tarik fisik dan seksual antara dua orang yang saling mencintai. Cinta jenis ini sering dikatakan bukanlah sebuah bentuk cinta, tapi lebih merupakan nafsu, tetapi walaupun demikian cinta antara dua orang membutuhkan kehadiran PL. Cinta tanpa adanya PL adalah suatu cinta yang datar dan hambar. Karena sifatnya yang biologis, PL dibutuhkan bagi manusia dalam hal seksualitas, khususnya sebagai sarana untuk meneruskan keturunan.
2. Intimate Love (IL)
Intimate Love lebih bernuansa psikologis. Ciri-ciri IL adalah adanya suatu kedekatan emosi (emotional attachment), kemesraan (intimacy), hubungan psikis dan suasana jiwa yang lebih menyatu antara dua orang yang saling mencintai. Apa yang dirasakan oleh satu pribadi dapat pula dirasakan oleh pribadi lain. IL menyaratkan adanya suatu pemahaman total atas individu lain yang berbeda, pengenalan lebih dalam, dan kontak batin yang intens.
3. Commitment Love (CL)
Commitment Love adalah cinta dari sisi kepercayaan. Ciri-ciri CL adalah adanya suatu janji, kesetiaan, keyakinan, dan tujuan dari cinta antara dua individu. Kesetiaan dan kepercayaan adalah kata kunci dari CL. CL menyaratkan adanya suatu kedewasaan dan kematangan bagi dua individu. Tanpa adanya sikap dewasa, seseorang tidak akan mampu membentuk komitmen dalam kehidupan cintanya. Selain itu kata kunci lainnya adalah adanya tujuan, yaitu hendak dibawa kemana cinta antara dua individu. Cinta yang tanpa tujuan dan komitmen (love without commitmen) hanya menghadirkan suatu cinta yang bersifat nafsu dan hedonisme.
Selain ketiga dimensi cinta itu ada beberapa jenis cinta yang sering diasosiasikan dengan cinta erotis tetapi mempunyai sisi negatif, yaitu :
1. Cinta Posesif (Possesive Love).
Cinta posesif adalah cinta yang ingin memiliki dan menguasai. Perasaan ingin memiliki adalah perasaan yang normal timbul dalam suatu hubungan cinta, tetapi cinta posesif menyaratkan adanya suatu kepemilikan tunggal dimana satu individu benar-benar menjadi milik dan dikuasai oleh individu yang lain. Cinta ini tak lebih dari bentuk lain perbudakan. Cinta yang sejati adalah cinta yang membebaskan dan memerdekakan, dimana individu menjadi lebih otonom dan mandiri karena mencintai dan dicintai. Cinta posesif bukanlah cinta, tetapi hanya merupakan penjajahan atas diri orang lain atas nama cinta.
2. Cinta Diri (Self Love)
Cinta diri sering dianggap keliru oleh banyak orang. Tidak ada yang salah dengan cinta diri karena mencintai diri sendiri adalah bentuk penghargaan seseorang terhadap dirinya. Bahkan salah satu hukum yang terutama adalah “cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Bagaimana seseorang bisa mencintai sesama manusia jika tidak bisa mencintai dan menghargai dirinya sendiri ? Cinta diri menjadi sesuatu yang negatif jika diganti dengan kata “mementingkan diri sendiri” (selfish). Selain itu cinta diri juga menjadi negatif jika pusat dari cinta bagi seseorang adalah dirinya sendiri, dimana seseorang tidak mampu untuk mencintai obyek diluar dirinya dan mengarahkan seluruh cintanya hanya pada dirinya sendiri. Cinta seperti ini adalah cinta narsis (narcisis love)
3. Cinta Altruis (Altruism Love)
Altruis adalah suatu sifat kemurahan hati dan kebaikan hati. Cinta altruis adalah suatu bentuk cinta yang berisikan kebaikan hati seorang individu terhadap individu lainnya. Cinta ini wajib dibutuhkan dalam percintaan, tetapi cinta altruis menjadi negatif ketika isi utama dari cinta hanya berisi kebaikan hati belaka. Hal ini membuat cinta menjadi perasaan kasihan dan simpati terhadap orang lain. Jika seseorang mencintai orang lain karena kebaikan hati, simpati dan rasa kasihan maka cinta itu merupakan bentuk lain dari proses membelenggu kemerdekaan orang lain dalam bentuk yang lebih halus atas nama cinta.
Macam-macam cinta menurut para Ulama Islam
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam, yaitu:
1. Cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
2. Cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
3. Cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman, “Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
4. Cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang Idibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 8, “Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.”
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
Daftar Pustaka
http://islamdiaries.tumblr.com/post/10191374064/macam-macam-cinta
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta
http://forum.detik.com/showthread.php?t=44794&page=43
http://juansyah.wordpress.com/2009/01/05/macam-macam-cinta/
No comments:
Post a Comment